Tulisan ini di tulisan pada hari Minggu 19 Desember 2010, di blog lama saya, yang sekarang saya sembunyikan hehehe
Hmm , judul diatas terinspirasi dari novel Musashi , yaitu menceritakan seorang yang dijuluki Dewa Pedang yaitu Miyamoto Musashi atau Takezo Shimmen (nama kecil) . Perlu di ketahui Miyamoto Musashi adalah toko yang mungkin sangat berpengaruh di Jepang . Suatu hari dia berkunjung ke sebuah desa dimana tanahnya subur , tetapi warga yang hidup disana sangat miskin , karena itu dia dan muridnya mencoba untuk bercocok tanam dengan susah payah tetapi karena daratan disana terjal serta tenaga manusia yang kurang memadai ditambah dengan hujan badai usaha Musashi dan muridnya sia sia , ladang yang di garap hancur di sapu oleh hujan . Tapi Musashi tetap tidak menyerah dan terus melakukan usaha , dan pada akhirnya gagal . Suatu ketika desa itu diduki oleh kawanan perampok berjumlah ratusan , mereka menjarah semua yang ada di desa sampai habis .
Tidak diterima dengan perampokan itu Musashi pergi melawan perampok itu sendiri , eits belum belum , saya yakin pikiran anda merajuk kecerita-cerita heroin komik / manga yang hebat dimana satu orang bisa membantai ratusan orang , tapi tidak , sehebat apapun Dewa Pedang yang satu ini juga manusia , dia tahu dia tidak akan menang jika sendiri. Oleh karena itu dia menyusun strategi dengan warga desa begini stateginya : Warga di sembunyikan di jalan yang sepi , dan jika ada perampok yang lewat langsung di hajar bareng-bareng, semantara jagoan kita Musashi maju sendirian ke markas untuk membunuh pemimpin perampok . Dengan meloncat lewat dinding masuk ke gedung dimana perampok itu ada , tidak pikir panjang membunuh pemimpinnya dan langsung kabur bersembunyi juga . Sontak para perampok kaget kebingungan maka kelompok perampok di pecah-pecah untuk mencari Musashi , karena kelompok di pecah-pecah komunikasi jadi terhalang , dan ketika ada beberapa perampok yang melewati "Jalan Sunyi" dimana warga bersembunyi langsung di keroyok hingga mati. Musashi yang bersembunyi mencoba mengecoh dengan cara berlari , menyerang dan bersembunyi . Dengan ini perampok-perampok itu habis satu demi satu hingga tidak ada yang tersisa .
Warga gembira akhirnya karena mereka menang , dan berterimakasih kepada Musashi , hari berikutnya Musashi menempelkan selembaran di tengah lapangan, kira-kira tuliannya seperti ini : Pedang adalah cangkul . Cangkul adalah pedang . Warga kebingungan dengan pepatah ini namun akhirnya mengerti , maka semua warga berdoyong-doyong pergi ke lahan dan mengerjakan ladang secara bersama-sama hingga ladang yang tandus dan tidak pernah terurus itu menjadi subur , beberapa bulan kemudian perekonomian warga mulai membaik dan jarang terjadi kemiskinan setelah itu .
Hm , saya merinding membaca bagian itu , mungkin pesan Musashi itu mengartikan "Cangkul bisa jadi pedang untuk mempertahankan hidup , tapi bukan untuk membunuh tapi untuk mengerjakan ladang , dan hasil ladang bisa menjadi kekayaan yang bisa menjadi alat untuk bertahan hidup" . Itu adalah pesan untuk warga desa , jika sekarang saya posisi sebagai warga desa tersebut , cangkul bagi saya adalah buku , karena buku bisa membuat saya pintar , jika saya pintar saya bisa mempertahankan hidup saya . Dan itu masih jadi pedang milik saya sampai sekarang .