Proses Menjemput Rezeki. Topik ini maztam bahas setelah pemikiran yang panjang, dan sebagai penulis blog maztam harus selalu menyajikan konten yang unik dan inspiratif, maka kali ini maztam akan membahas tentang proses bagaimana proses menjemput rezeki yang baik.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata rezeki memiliki dua arti yaitu, pertama, rezeki adalah segala sesuatau yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan) berupa makanan (sehari-hari); nafkah. Kedua, yaitu kata kiasan dari penghidupan, pendapatan, (uang dan sebagainya yang digunakan memelihara kehidupan), keuntungan, kesempatan mendapatkan makanan dan sebagainya.
Dari alat ini , kita bisa menghasilkan alat tukar paling beken : uang, yang fungsinya untuk penghidupan dan memelihara kehidupan. Dari sini kita paham dan maklum, sewajarnya memang orang dewasa bekerja untuk menghidupi keluarga, karena keluarga sangat penting kepada kehidupan seseorang, oleh karena itu harus di hidupkan kehidupannya.
Dan yang paling di ributkan permasalahannya disini adalah jumlah dari penghasilan itu lebih kecil dari pada pengeluaran, besar pasak daripada tiang. Bahkan kalau boleh di bilang ini adalah masalah tingkat internasional dan sudah berabad-abad lamanya masalah ini menjadi kemelut, bahkan perang antar saudara. Tentu penghasilan yang disebutkan ini tidak hanya pemasukan keuangan, tapi juga menjakup bahan pangan dan kesejahteraan sebuah keluarga. Hal ini lah yang mendasari budaya kita, kemapanan - mempunyai makan dan papan (rumah) syarat wajib apabila ingin meneruskan ke jenjang pernikahan.
Masalah besar pasak daripada tiang, lebih krusial dari pada masalah lainnya, bisa di bilang sumber dari banyaknya masalah di muka bumi ini, kalau boleh saya list kan :
Kita memang bisa selalu bisa menjemput rezeki, tetapi masalahnya apakah rezeki mau kita jemput ?, terkadang memang rezeki bisa tidak mau kita jemput. Penyebabnya beragam. Cara kita menjemput rezeki pun juga beragam namun umumnya di bedakan menjadi 2, apabila penjemputan dilakukan secara baik dan mengikuti aturan-Nya maka ini disebut Halal, kebalikannya apabila penjemputan dilakukan secara buruk dan tidak mengikuti aturan-Nya maka ini disebut Haram. 2 langkah ini sama sama menghasilkan rezeki, dan sama sama mempunyai efek timbal balik yang berbeda.
Kita tidak pernah tahu siapa orang yang bertemu kita esok, apa yang terjadi, dan apakah itu jodoh kita, misterius
Begitu juga dengan rezeki yang sama - sama misteriusnya
Kedua, yang harus di lakukan adalah berbuat semaksimal mungkin dalam ikhitar - perjuangan. Pelaut yang hebat hanya di temukan dilaut yang tidak tenang. Terkadang hidup itu memilukan. Namun kita selalu bisa berikhtiar (memilih) untuk menemukan yang baik, meskipun dalam prosesnya kita selalu merasa terjatuhkan. Banyak masalah yang pasti, tapi ingat satu hal "setelah kesulitan selalu ada kemudahan"
Ketiga, adalah bernafas. Dalam menghirup udara yang pertama adalah menarik nafas kemudian mengeluarkannya, begitu juga rezeki setelah kita mendapatkan rezeki, supaya bisa bernafas maka bagilah rezeki tersebut ke orang yang membutuhkan. Anda tak mungkin bernafas tanpa mengeluarkan nafas bukan ?
Ada satu contoh terbaik dalam menjemput rezeki, yang tidak bukan adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah contoh panutan paling teladan dalam bidang "pekerjaan", setiap Rasul mendapatkan rezeki dari mana pun itu, selalu di bagikan kepada fakir miskin. Pertanyaannya adalah, apakah Rasul seorang yang miskin walau memberikan harta nya ?. Tidak. Rasul selalu mendapatkan banyak rezeki lagi dan lagi.
Terkadang tingkat banyaknya rezeki tidak hanya di hitung dari banyak nya harta. Keluarga, sahabat, lingkungan yang kondusif, kesehatan yang terjaga, istri yang soleha, kehidupan adalah rezeki yang mahal.
Maka point keempat yang ingin saya bicarakan adalah syukur, rasa syukur atas kehidupan.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bisa bermanfaat
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata rezeki memiliki dua arti yaitu, pertama, rezeki adalah segala sesuatau yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan) berupa makanan (sehari-hari); nafkah. Kedua, yaitu kata kiasan dari penghidupan, pendapatan, (uang dan sebagainya yang digunakan memelihara kehidupan), keuntungan, kesempatan mendapatkan makanan dan sebagainya.
Menjemput Rezeki
Cara yang paling ampuh dan mungkin satu-satunya untuk mendapatkan rezeki adalah bekerja. Bekerja pun ada berbagai macam bentuk dan jenisnya, yang mencari ikan dilaut adalah pelayan, yang jadi sopir pesawat terbang disebut pilot, yang berjualan di pinggir jalan adalah toko kelontong, yang nambal ban di pinggir jalan yaa tukang tambal ban, yang sedang bekerja di gedung DPR ya anggota DPR ... ehm barangkali satpam dan cleaning service juga bekerja disana. Begitulah, rezeki tidak turun otomatis tetapi harus di jemput dengan sebuah alat yang bernamakan : profesi / pekerjaan / usaha . Toh banyak macam jenisnya dari yang nyata sampai yang gak nyata (penulis blog termasuk nyata gak yah).Dari alat ini , kita bisa menghasilkan alat tukar paling beken : uang, yang fungsinya untuk penghidupan dan memelihara kehidupan. Dari sini kita paham dan maklum, sewajarnya memang orang dewasa bekerja untuk menghidupi keluarga, karena keluarga sangat penting kepada kehidupan seseorang, oleh karena itu harus di hidupkan kehidupannya.
Dan yang paling di ributkan permasalahannya disini adalah jumlah dari penghasilan itu lebih kecil dari pada pengeluaran, besar pasak daripada tiang. Bahkan kalau boleh di bilang ini adalah masalah tingkat internasional dan sudah berabad-abad lamanya masalah ini menjadi kemelut, bahkan perang antar saudara. Tentu penghasilan yang disebutkan ini tidak hanya pemasukan keuangan, tapi juga menjakup bahan pangan dan kesejahteraan sebuah keluarga. Hal ini lah yang mendasari budaya kita, kemapanan - mempunyai makan dan papan (rumah) syarat wajib apabila ingin meneruskan ke jenjang pernikahan.
Masalah besar pasak daripada tiang, lebih krusial dari pada masalah lainnya, bisa di bilang sumber dari banyaknya masalah di muka bumi ini, kalau boleh saya list kan :
- Per-ceraian
- Tindak pidana
- Stress
- Bunuh diri
- Perang
- Putusnya silaturahmi
- dsb ..
Yang Baik
Setelah membahas rezeki dan masalahnya, maka kita lanjut ke judul kedua yaitu "Yang Baik". Bagaimana proses menjemput rezeki yang baik. Masalah boleh jadi akan terus ada di kehidupan kita namun kita sebetulnya di beri satu pilihan : terus larut dalam masalah itu atau mencoba berbuat agar ada perubahan yang baik.Kita memang bisa selalu bisa menjemput rezeki, tetapi masalahnya apakah rezeki mau kita jemput ?, terkadang memang rezeki bisa tidak mau kita jemput. Penyebabnya beragam. Cara kita menjemput rezeki pun juga beragam namun umumnya di bedakan menjadi 2, apabila penjemputan dilakukan secara baik dan mengikuti aturan-Nya maka ini disebut Halal, kebalikannya apabila penjemputan dilakukan secara buruk dan tidak mengikuti aturan-Nya maka ini disebut Haram. 2 langkah ini sama sama menghasilkan rezeki, dan sama sama mempunyai efek timbal balik yang berbeda.
Ternyata Misterius..
Kita sebetulnya tidak pernah tahu kapan Tiang kita bisa lebih tinggi dari pada pasak, kapan musibah akan terjadi, kapan kesalahan akan terjadi, kapan ketidak sengajaan terjadi, begitu juga dengan jodoh :Kita tidak pernah tahu siapa orang yang bertemu kita esok, apa yang terjadi, dan apakah itu jodoh kita, misterius
Begitu juga dengan rezeki yang sama - sama misteriusnya
Proses Menjemput Rezeki Yang Baik
Menjemput rezeki yang baik yang pertama yang harus di lakukan adalah melampangkan dada, bersikap dewasa, bersikap ikhlas dan sabar dari awal dengan apapun yang terjadi, bersiap diri apapun yang terjadi esok terjadilah, walaupun kadang esok tak secerah hari kemarin, melangkah seperti pahlawan yang akan membela negara dalam peperangan walaupun jiwa dipertaruhkan. Sikap gagah berani nan ikhlasKedua, yang harus di lakukan adalah berbuat semaksimal mungkin dalam ikhitar - perjuangan. Pelaut yang hebat hanya di temukan dilaut yang tidak tenang. Terkadang hidup itu memilukan. Namun kita selalu bisa berikhtiar (memilih) untuk menemukan yang baik, meskipun dalam prosesnya kita selalu merasa terjatuhkan. Banyak masalah yang pasti, tapi ingat satu hal "setelah kesulitan selalu ada kemudahan"
Ketiga, adalah bernafas. Dalam menghirup udara yang pertama adalah menarik nafas kemudian mengeluarkannya, begitu juga rezeki setelah kita mendapatkan rezeki, supaya bisa bernafas maka bagilah rezeki tersebut ke orang yang membutuhkan. Anda tak mungkin bernafas tanpa mengeluarkan nafas bukan ?
Ada satu contoh terbaik dalam menjemput rezeki, yang tidak bukan adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah contoh panutan paling teladan dalam bidang "pekerjaan", setiap Rasul mendapatkan rezeki dari mana pun itu, selalu di bagikan kepada fakir miskin. Pertanyaannya adalah, apakah Rasul seorang yang miskin walau memberikan harta nya ?. Tidak. Rasul selalu mendapatkan banyak rezeki lagi dan lagi.
Terkadang tingkat banyaknya rezeki tidak hanya di hitung dari banyak nya harta. Keluarga, sahabat, lingkungan yang kondusif, kesehatan yang terjaga, istri yang soleha, kehidupan adalah rezeki yang mahal.
Maka point keempat yang ingin saya bicarakan adalah syukur, rasa syukur atas kehidupan.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bisa bermanfaat