Tulisan ini dibuat oleh kelompok Mahasiswa S1 Ilmu Komputer USU (Sdri. Dwi Kartika Bangun, dkk) yang mendapat tugas untuk Praktek Kerja Lapangan di unit jaringan saya di Pusat SI/TI Universitas Sumatera Utara.
Agar apa yang mereka pelajari dapat dimanfaatkan oleh banyak orang maka saya memberikan tugas untuk "Membuat Jaringan LTSP" dengan mengoptimalkan peralatan yang ada termasuk resource hardwarenya.
Setelah jadi, ternyata hal ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa lainnya dalam mencari bahan-bahan kuliah, menyelesaikan tugas, dan berbagai hal lainnya yang memerlukan penggunaan komputer terutama yang terhubung ke Internet. Semua dapat mereka lakukan secara Free (Gratis) mengingat hampir seluruhnya adalah perangkat yang statusnya sudah digudangkan (hampir jadi sampah).
Hal lain yang cukup mengejutkan adalah hampir semua pengguna adalah non Linux user, termasuk team (mahasiswa) creator jaringan dan mereka bekerja serta menggunakan jaringan tersebut dengan happy dan tanpa beban. Sekarang mereka sudah sangat mengenal Linux dan aplikasinya dengan baik tanpa problem yang berarti. Dengan kata lain setiap masalah dapat mereka selesaikan dengan baik.
Hal ini mudah2an akan diterapkan keseluruh fakultas yang ada mengingat pertimbangan2 positifnya.
Berikut adalah tulisan yang dibuat oleh salah seorang anggota team yang merupakan leadernya: Dwi Kartika Bangun.
----- Start::
Membangun Jaringan Diskless (Tanpa Disk) dengan LTSP (Linux Terminal Server Project) di USU
Pendahuluan
Proyek ini berawal dari iseng-iseng seorang dosen untuk memberi tugas kepada mahasiswa-mahasiswa yang sedang PKL (Praktek Kerja Lapangan) di instansi beliau bekerja. Dengan bermodalkan surat permohonan, maka proyek ini diijinkan untuk segera dikerjakan. Barang-barang untuk membuat proyek ini merupakan barang-barang bekas dari gudang, kecuali switch, komputer untuk server dan kabel-kabel UTP dan listrik. Tujuan dibuat proyek ini adalah untuk dapat memanfaatkan barang-barang bekas yang menumpuk di gudang menjadi sesuatu yang bermanfaat, misalnya seperti yang dibuat oleh penulis yaitu membangun jaringan untuk akses internet gratis bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
Teori dasar
Jaringan diskless merupakan suatu metode membangun sebuah jaringan (berarti terdiri dari dua atau lebih komputer yang dihubungkan) dimana setiap workstation (WS) tidak menggunakan harddisk, tetapi menggunakan semua resource yang ada pada komputer server. Jaringan diskless ini menggunakan LTSP (Linux Terminal Server Project). LTSP merupakan sebuah proyek untuk membuat terminal server di linux. Dengan aplikasi LTSP tersebut maka WS diskless dapat mengakses server Linux dan menjalankan aplikasi yang ada pada server.
Seperti tujuan yang telah ditulis di atas, metode diskless ini dapat memanfaatkan PC lama sebagai WS, seperti komputer sekelas 486 dan Pentium I dengan RAM 16MB. Sedangkan untuk sistem operasinya menggunakan salah satu distro linux yang ada dan berbagai aplikasinya tanpa memerlukan lisensi. Tentu hal ini membuat penghematan yang luar biasa.
Persiapan awal yang dilakukan
– mengumpulkan PC yang akan digunakan sebagai workstation (WS) dengan spesifikasi rata-rata PC menggunakan processor Pentium I, memiliki memori minimal 16 MB, floppy drive dan floppy disk (sebagai bahan percobaan), Ethernet Card, dan yang terakhir EPROM yang akan diletakkan di Ethernet Card (dalam hal ini EPROM yang digunakan adalah barang bekas, jadi harus dilakukan penghapusan terlebih dahulu).
– menyediakan PC yang akan bertindak sebagai server dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Untuk jaringan ini digunakan Harddisk dengan kapasitas 80 GB, memori 2 GB (dengan perhitungan untuk server menggunakan memori 256 MB + masing-masing WS menggunakan memori 50 MB)
– menyediakan switch untuk menghubungkan server dengan workstation
Pembuatan Server
Setelah selesai melakukan persiapan awal, pembangunan jaringan diskless ini pun dimulai. Tahap yang pertama ialah menginstal LTSP pada server. Penulis menggunakan K12LTSP 4.1.1. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
– masukkan CD – 1 ke dalam CD Room
– mulailah lakukan penginstalan. Penginstalan dapat dipilih secara default sehingga kita tinggal mengikuti petunjuk yang ada.
– Untuk setting dhcp dapat menggunakan settingan yang sudah default atau membuat settingan sendiri
– Penulis hanya menggunakan 4 CD, untuk CD yang ke-lima berupa tambahan aplikasi.
Pembuatan Workstation
Setelah selesai menginstal server, dilanjutkan dengan pembuatan Workstation (WS). Dalam pembuatan WS dibagi kedalam dua bagian, yaitu yang pertama dengan menggunakan disket dan yang kedua dengan menggunakan EPROM.
- menggunakan disket
Setelah komputer server selesai diinstal, maka dibuat image untuk workstation. Sebagai permulaan gunakan disket untuk booting dari network. Image dapat diambil di www.rom-o-matic.net sesuai dengan tipe Ethernet Card yang digunakan. Untuk pengguna windows, membuat image menggunakan software tambahan, yaitu RAWRITE (program untuk menulis file .zdsk ke dalam disket), dapat didownload di http://www.chrysocome.net/rawwrite sedangkan untuk pengguna linux gunakan perintah : $ cat eb-5.4.2-yournic.zdsk > /dev/fd0. Setelah selesai membuat image, gunakan disket tersebut untuk booting dari network. Hubungkan server ke workstation... ‘Selamat Anda telah membuat jaringan diskless’.
- menggunakan EPROM
Sebelum mulai memprogram, EPROM harus dihapus terlebih dahulu. Berdasarkan teori yang selama ini didengar bahwa menghapus EPROM dapat menggunakan sinar ultraviolet yang ada pada matahari, maka penulis pun mencoba melakukan hal tersebut. Ternyata walaupun dijemur dibawah sinar matahari dengan panas yang cukup tinggi, sinar ultraviolet yang didapat mungkin belum cukup untuk menghapus EPROM, sehingga EPROM yang dijemur selama kurang lebih 2 jam tersebut tidak berhasil dihapus. Kemudian penulis mencoba menggunakan lampu ultraviolet yang biasanya berfungsi untuk membersihkan air dari kuman. Dengan lampu ini, EPROM dapat terhapus, dimana penghapusan dilakukan dengan meletakkan EPROM di bawah sinar lampu selama kurang lebih 15 menit. Setelah terhapus, kemudian dilanjutkan ke pemrograman EPROM.
Penulis memprogram EPROM dengan menggunakan alat Pemrogram EPROM, EPROM+ Programming System Version 5.5. Untuk sekarang ini, alat pemrogram EPROM sudah terdapat di pasaran, bisa juga membeli EPROM sekalian memprogramnya di tempat tersebut. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membuat EPROM yang diprogram ini.
Image untuk EPROM juga diambil di www.rom-o-matic.net, dengan file berekstensi .zrom kemudian dilakukan beberapa konfigurasi, yaitu beri tambahan pilihan :
– BOOT_INT18H
– CONFIG_PCI_DIRECT
Setelah EPROM selesai diprogram, letakkan ERPOM tersebut ke Ethernet Card WS. Saat penulis membuat proyek ini, terdapat beberapa kendala, yaitu :
- penulis pertama-tama menggunakan Ethernet Card 3Com dan D-link tipe RTL8139C, Dfe-530Tx. Sebelum menggunakan EPROM, penulis menggunakan disket dan booting dapat berjalan lancar. Namun saat menggunakan EPROM, Ethernet Card tipe 3Com, proses pengambilan image berhasil namun berhenti di suatu keadaan dimana di layar diberi tampilan ‘kernel panic, Attempted to kill init’. Sedangkan untuk Ethernet Card RTL8139C, booting tidak dapat dilakukan dengan pesan ‘System disk error’. Untuk kasus 3Com, proses booting sebenarnya sudah berjalan, tapi mungkin ada beberapa kekurangan pada PC, tidak mendukung booting from network. Karena kendala ini, beberapa waktu proses pembuatan jaringan ini agak tertunda. Penulis mencoba mencari-cari solusi, dan atas usul dosen pembimbing dan rekannya, maka dicoba untuk mengupgrade versi BIOS yang digunakan. Saat itu PC yang digunakan merupakan barang ‘brinded’, sehingga pencarian upgrade BIOS lebih mudah dilakukan. Setelah diupgrade, ternyata Ethernet Card 3Com dengan menggunakan EPROM berhasil melakukan booting hingga selesai. Tampilan pada WS sesuai dengan tampilan yang ada pada server.
Sedangkan untuk RTL8139C masih mengalami masalah yang sama. Maka untuk sementara percobaan dilakukan dengan menggunakan 3Com.
Setelah berhasil, ada beberapa perubahan konfigurasi yang perlu dilakukan. Konfigurasi dilakukan di /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf, yaitu pada XSERVER diberikan pilihan
XSERVER = XF86_SVGA. Setelah konfigurasi dilakukan, WS dapat memberikan tampilan sama seperti tampilan server. Selamat jaringan diskless telah dapat dilakukan.
- kendala yang kedua ialah mencari solusi untuk Ethernet Card RTL8139. Penulis mencoba untuk menggunakan diag.exe dari driver Ethernet Card tersebut. File ini digunakan untuk mengubah konfigurasi pada Ethernet Card. Konfigurasi yang dilakukan :
– pilih BOOTROM, tekan enter
– pilih ENABLED dengan 128 kbps
– exit and save changes.
Setelah dirubah, WS direstart dan booting dapat dilakukan dengan baik.
Setelah proses pembuatan WS selesai, dilanjutkan dengan penyusunan WS dan pembuatan kabel-kabel untuk jaringan dan kabel untuk arus listrik. Setelah semua selesai jaringan ini siap digunakan. Ternyata kendala yang dihadapi tidak sampai disitu saja. Setelah dicoba selama beberapa saat, ternyata beberapa WS mengalami ‘hang’, walaupun memori yang digunakan 32 MB. Penulis mengasumsikan hal ini disebabkan grafis yang ada untuk menjalankan sistem operasi terlalu tinggi, sehingga tidak kompatibel dengan kapasitas memori yang ada. Maka solusi untuk hal tersebut adalah dengan membuat swap untuk setiap WS. Konfigurasi dilakukan di /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf kemudian diberi perintah untuk menambahkan swap sebanyak 2 kali jumlah memori yang ada pada WS. Perintah yang digunakan ialah :
USE_NFS_SWAP = Y
SWAPFILE_SIZE = 64m (dua kali jumlah memori pada WS)
Setelah dibuat swap, kendala seperti ‘hang’ tidak lagi dialami.
Setelah dilakukan percobaan untuk menjalankan warnet selama kurang lebih dua minggu, PC yang sudah dibuat untuk booting dari ROM ditarik untuk digunakan di laboratorium, sedangkan untuk akses internet diberikan PC Pentium II dengan memori 16 MB. PC yang diberikan ini juga barang ‘branded’. Untuk PC tipe ini tidak perlu menggunakan Ethernet Card dan ROM, karena PC ini telah dilengkapi booting from network. Saat mencoba menggunakan PC ini, ternyata booting from network tidak dapat dijalankan. Maka pada PC ini dicoba untuk upgrade BIOS dengan FlashBIOS. Ternyata setelah BIOS diupdate, PC tersebut dapat melakukan booting from network dan menjalankan aplikasi sama seperti yang terdapat pada server.
Demikian sedikit pengalaman dari kami, mahasiswa/i PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Pusat SI/TI Universitas Sumatera Utara.
Medan, 28 Agustus 2006
Mahasiswa/I PKL Pusat SI/TI Universitas Sumatera Utara
Gideon J. Pasaribu
Dwi Kartika Bangun
Hubertus F. Dicky
Allwin M. Simarmata
Komentar
Posting Komentar